Wisata Edukasi Gajah di Candi Borobudur
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) senantiasa berkomitmen untuk mewujudkan Pariwisata Berkualitas (Quality Tourism). Salahsatu upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat Paket Memberi Makan Gajah di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. Paket Memberi Makan Gajah ini merupakan aktivitas nyata yang dapat dinikmati pengunjung, sebagai hasil interpretive panel relief Gajah yang ada di Candi Borobudur.
“Jadi ada korelasinya nih, ada benang merah antara edukasi relief Candi Borobudur, dengan aktraksi/aktivitas di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. Belajar tentang relief Gajah, disambung dengan aktivitas Memberi Makan Gajah. Ini akan menjadi sebuah pengalaman yang menarik bagi pengunjung”, kata Pujo Suwarno, Marketing & Sales Vice President PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero).
Kantor unit Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) diberikan amanah untuk memelihara 5 Gajah, yaitu Bona, Zela, Echa, Lisi, dan Indra. TWCB bekerjasama dengan pihak terkait, merawat kelima Gajah ini dengan sepenuh hati. Disediakan tempat hidup yang layak, konsumsi makanan yang baik, serta perawatan kesehatan yang juga diperhatikan. Para pawang Gajah menjaga dan merawat mereka dengan penuh kasih sayang, sesekali bermain bersama dan diajak jalan-jalan di sekitar kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. Bahkan, pengunjung Candi Borobudur juga dapat berinteraksi dengan Gajah-Gajah tersebut. Pengunjung dapat berbagi kasih sayang dengan fauna Gajah, memberi makan dan berfoto bersama. Saat berinteraksi dengan Gajah, pengunjung akan mendapatkan Story Telling dari Pawang mengenai kehidupan Gajah.
Berbicara perihal fauna Gajah, ada nilai-nilai edukasi yang dapat kita teladani dari relief Candi Borobudur, salahsatunya Cerita Jataka Gajah Agung yang berkisah tentang Pengorbanan Seekor Gajah di Padang Pasir. Relief ini terdapat di sisi selatan Candi Borobudur, Lantai 3/Lorong 1, pagar langkan bagian atas, bidang H di Panil ke 6, 7 dan 8.
Dikisahkan, Bodhisatwa terlahir sebagai Gajah yang mulia. Pada suatu hari sang Gajah sedang berada di pinggiran hutan yang dikelilingi padang pasir. Tiba-tiba sang Gajah bertemu dengan sekelompok orang yang sedang kelaparan, kehausan dan keletihan, serta merintih meminta pertolongan. Hati sang Gajah tergerak untuk menolong orang-orang itu. Sang Gajah kemudian menyuruh rombongan itu untuk berjalan ke lembah di kaki gunung. Gajah itu berkata bahwa disana ada danau yang airnya sangat jernih, di dekatnya ada seekor Gajah mati, sehingga mereka bisa memakan daging Gajah tersebut, dan mengambil ususnya untuk dijadikan kantung-kantung air sebagai bekal perjalanan pulang.
Sekelompok orang itu kemudian berjalan menuju tempat yang ditunjukkan oleh sang Gajah. Sementara itu, sang Gajah pergi mengambil jalan lain untuk mendaki gunung dari sisi berbeda. Sesampainya diatas gunung, sang Gajah lalu menjatuhkan dirinya ke bawah, tepat pada posisi lembah kaki gunung. Saat rombongan itu sampai di lembah kaki gunung, mereka menemukan danau dengan air jernih dan seekor Gajah yang sudah mati. Betapa gembiranya mereka melihat mata air dan bangkai Gajah yang masih segar. Mereka kemudian memotong-motong daging Gajah itu dan memakannya. Tak lupa merekapun menyimpan air menggunakan usus Gajah.
Rombongan kemudian melanjutkan kembali perjalanan. Tubuh mereka telah kembali segar dan kuat. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa bangkai Gajah yang mereka makan adalah bangkai dari Gajah yang mereka temui di tengah perjalanan. Gajah yang telah mengorbankan dirinya untuk menolong mereka.
Ini adalah salahsatu kisah keteladanan yang dapat kita pelajari dari relief-relief Candi Borobudur. Kunjungan wisata ke Candi Borobudur tidak hanya untuk kebutuhan foto saja, namun ada nilai experience lebih yang bisa didapatkan, yaitu belajar sejarah dan menggali nilai-nilai edukasi dari relief-relief yang terpahat pada dinding Candi Borobudur, salahsatunya pendidikan moral mengenai arti pengorbanan seperti yang dikisahkan dalam cerita diatas. Dengan demikian, kunjungan wisatawan akan menjadi lebih bermakna, dan timbul keinginan untuk datang kembali mendengarkan series cerita yang lainnya.