Mitos Putus Cinta di Prambanan

February 14, 2017 / Artikel

Candi Prambanan memiliki cerita rakyat lokal yang berisi tentang kisah cinta antara Roro Jonggrang, permaisuri kerajaan Boko dan Bandung Bondowoso, pangeran kerajaan Pengging.

Alkisah Kerajaan Boko menyerang kerajaan Pengging. Untuk melawan para penjajah, Prabu Damar Moyo (Raja Pengging) mengirim anaknya Bandung Bondowoso untuk melawan Prabu Boko (Raja Boko). Bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Boko. Patih Gupolo, asisten Raja Boko kembali ke kerajaan Boko untuk memberi tahu putri Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso kemudian melanjutkan serangan ke kerajaan Boko. Di sana ia jatuh cinta kepada putri Roro Jonggrang. Ia melamar putri Roro Jonggrang, namun sang putri menolak. Akhirnya putri Roro Jonggrang memutuskan untuk setuju dengan dua syarat. Pertama Bandung Bondowoso harus membangun sumur bernama Jalatunda, kedua, ia harus membangun seribu candi dalam waktu semalam.

Bandung Bondowoso setuju. Dengan kekuatan supranaturalnya ia membangun sumur Jalatunda dengan cepat. Putri Roro Jonggrang kemudian mengelabui Bandung Bondowoso untuk masuk ke dalam sumur, kemudian Patih Gupolo menguburnya dengan batu. Namun pangeran Bandung Bondowoso mampu melarikan diri.

Untuk membangun seribu candi, Bandung Bondowoso bertapa dan memanggil bala bantuan iblis untuk membantunya. Dengan bantuan pasukan iblis, Bandung Bondowoso berhasil membangun 999 candi dan memulai pembangunan candi terakhir.

Putri Roro Jonggrang kemudian meminta bantuan pelayan kerajaan untuk menyalakan api di timur dan mulai menumbuk nasi, sebuah kebiasaan untuk menandakan datangnya pagi. Para iblis yang takut akan datangnya pagi melarikan diri.

Bandung Bondowoso sangat marah ketika mengetahui trik Roro Jonggrang dan mengutuknya menjadi patung batu. Patung Roro Jonggrang inilah yang menjadi fitur candi ke seribu, melengkapi seribu candi yang ia bangun sebagai syarat menikahi Roro Jonggrang.

Menurut legenda, Roro Jonggrang berada di ruang utara candi Prambanan. Patung Durga, istri dewa Siwa dianggap sebagai Roro Jonggrang. Hingga sekarang, tempat patung Durga tersebut disebut Candi Roro Jonggrang. 999 candi yang dibangun oleh Bandung Bondowoso disebut Candi Sewu.

Dari legenda itulah muncul mitos pasangan yang belum menikah yang berkunjung ke ruangan Roro Jonggrang akan mendapat kutukan seperti Roro Jonggrang. Masyarakat lokal percaya bahwa pasangan yang berkunjung ke Candi Roro Jonggrang hubungannya akan berakhir.

Artikel Terkait

Ajaran Buddha dalam Relief Kaki Candi Borobudur

Apabila kita memerhatikan lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa relief yang terdapat di kaki Candi Borobudur memiliki kaitan dengan inti dari ajaran Buddha. Relief yang menghiasi kaki […]

Pasukan Keraton Yogyakarta

Kesultanan Yogyakarta terbentuk dari perpecahan Kesultanan Mataram ketika dua pangeran memperebutkan pengaruh Belanda. Salah satu pangeran yang berusaha menjadi Sultan pertama Yogyakarta membentuk pasukan yang hingga saat ini […]

Ajaran Budha dalam Relief Mahakarmavibhangga

Ilustrasi Orang Kaya memberikan bantuan kepada Orang Miskin Jika kita melihat lebih jauh, kita dapat melihat bahwa relief yang ditemukan di kaki Candi Borobudur terkait dengan esensi Buddhisme. […]