Mandala Raksasa Bernama Candi Sewu

August 29, 2017 / Artikel

Kompleks Candi Sewu terletak di dalam kompleks Candi Prambanan, tepatnya di bagian utara kompleks. Menurut prasasti yang telah ditemukan, candi ini dibangun pada saat bersamaan dibangunnya candi Kalasan pada tahun 782 Masehi, menurut Prasasti Kelurak. Sementara itu, menurut prasasti lain, prasasti Manjushrigriha, candi ini diperluas pada tahun 792 Masehi. Maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan candi ini pada awalnya sebelum di ekspansi. Jika dilihat dari disain arsitektural bangunan Candi Sewu, Candi ini memiliki kemungkinan untuk menginspirasi disain Candi Plaosan dan Candi Prambanan.

Nama candi itu sendiri didasarkan pada jumlah candi yang berada di kompleks. Sewu yang berarti seribu dalam bahasa Jawa menggambarkan jumlah candi yang sebenarnya hanya terdiri dari 249 candi, dengan satu candi utama dan 240 candi perwara. Candi utama berada di tengah dengan keempat sisinya dikelilingi oleh kuil mengapit dan candi tambahan. Pada beberapa prasasti, tertulis bahwa Candi Sewu dibangun sebagai Mandala raksasa, dengan geometri bangunan menggambarkan alam semesta. Di Mandala ini, Buddha Vairocana ditempatkan di tengah dan dikelilingi oleh lima tathagata (personifikasi dari kualitas seekor budha), yaitu Akshobhya, Ratnasambhava, Amitabha, dan Amogasiddhi.

Candi Sewu memiliki empat gerbang di sisi depan pelataran luar yang masing-masing bagian dijaga oleh sepasang patung Dwarapala yang saling berhadapan. Di pelataran dalam juga ada empat gerbang dengan sepasang patung Dwarapala di setiap pintu. Keempat kuil mengepul yang terletak di luar tembok utama terbagi oleh sisi timur, barat, selatan dan utara. Setiap bagian memiliki nama, yaitu Candi Bubrah di sisi selatan, Kuil Asu di sebelah timur, Pura Kulon di sisi barat, dan Candi Lor di sisi utara. Saat ini hanya pura Candi Bubrah dan Asu yang bisa dinikmati oleh pengunjung, sedangkan Candi Kulon dan Candi Lor hanya menyisakan komposisi batu.

Keunikan candi ini juga terletak di lokasi yang berada di kompleks candi Prambanan. Candi Sewu adalah candi Budha sedangkan Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar dan kompleks. Ini menunjukkan bahwa pada zaman kuno umat Hindu dan Budha sangat harmonis dan hidup bersama. Secara historis, Candi Sewu dibangun pada masa pemerintahan Raja Panangkaran dari dinasti Sanjaya. Candi ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Rakai Pikatan yang kemudian menikahi keturunan hindu yaitu Pramodhyawardani dari keluarga Syailendra. Pernikahan ini kemudian berhasil menyatukan dua dinasti besar saat itu, dinasti Sanjaya dan dinasti Syailendra.

Bangunan utama kompleks Candi Sewu ada di tengah dengan candi utama. Di candi utama ada satu ruangan utama di tengah candi. Ada juga empat ruangan lainnya di keempat sisi candi utama. Dari ruang sebelah timur, pengunjung bisa masuk pintu utama melalui pintu yang ada disana. Semua kamar kosong, tidak ada patung atau patung yang ada di dalam ruangan. Menurut para ahli, di aula utama pernah ada patung Buddha Bodhisattva Manjusri setinggi empat meter, namun telah hilang dan hanya menyisakan pondasi hanya dengan batu dengan ukiran teratai di atasnya.

Photo : http://www.jusmedic.com/2016/04/temples-near-yogyakarta/

Artikel Terkait

Sendratari Prambanan dan Teknologi Sepanggung demi para Millennial

Lantai panggung terbuka di kawasan Candi Prambanan yang biasa dipakai mementaskan Sendratari Ramayana, Senin (10/10/2016) malam tiba-tiba retak. Patahan retakan mengular dari tengah panggung ke tepi-tepiannya. Suara retakan […]

Teknologi Konstruksi Jawa di Borobudur Relief

Orang Jawa kuno memiliki spesialisasi keahlian dalam teknik pembuatan kuil dan rumah. Prasasti tersebut menyebutkan berbagai macam alat khusus yang digunakan untuk pertukangan seperti berbagai Kampak. Pertukangan tampaknya […]

Ajaran Buddha dalam Relief Kaki Candi Borobudur

Apabila kita memerhatikan lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa relief yang terdapat di kaki Candi Borobudur memiliki kaitan dengan inti dari ajaran Buddha. Relief yang menghiasi kaki […]